
Begitu seterusnya hingga lulus," ujar Tiwi saat ditemui di rumahnya akhir pekan lalu.Tiwi mengungkapkan, biaya menyelesaikan kuliahnya di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris tidak hanya dari hasil penjualan anakan kambing. Gadis berambut panjang ini juga mendapat tambahan dari hasil kontes pejantan yang dinamainya "Dewangga". Bahkan, harga jual kambing pejantan berkepala hitam hingga bagian leher dengan kombinasi bulu putih di tubuhnya itu meroket hingga pernah ditawar Rp 50 juta.
Selain itu, sebagai pejantan tangguh, Dewangga kerap dimanfaatkan oleh sesama peternak untuk dijadikan pejantan. Sekali melakukan pembuahan,Tiwi mendapat bayaran Rp300 ribu."Saya tidak pernah mematok tarif. Tapi mungkin dari awalnya orang ngasih sekian, trus tersebar dari mulut ke mulut. Dan itu juga bukan tarif ya,melainkan ganti biaya pakan dan perawatan," ujarnya.Meski mampu memenuhi pundi-pundi uang dengan hasil beternak kambing, Tiwi tidak ingin menyia-nyiakan hasil kuliahnya.
Dia tetap mengabdikan diri dan mengaplikasikan ilmu sebagai guru honorer di sebuah SMP swasta di Bantul."Mengajar tetap harus dilakukan. Saya lulus dibiayai kambing, tetapi tentu tak ingin menyia-nyiakan ilmu," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar