TOKO ONLINE TANAMAN DAN BIBIT DI KENDARI


Komunitas GKM yang Rela Mengajar di Sekolah Pinggiran

ANAKUHO.COM,Komunitas Gerakan Kendari Mengajar (GKM), menyisir sekolah pinggiran untuk mendidik siswa di daerah yang terbilang terisolir di wilayah Kota Kendari. Sejumlah sekolah yang memenuhi kriteria, dibantu dengan tenaga relawan yang didominasi mahasiswa.



Koordinator Umum GKM, Asniwun menjelaskan, sekolah pinggiran yang dimaksud yakni kondisi sekolah terisolir, dan terletak di pinggiran Kota Kendari. Sedangkan konsep mengajar yang diterapkan menggunakan outdoor-indoor. Pemberian teori dilakukan bersamaan praktek kepada siswa. Hal tersebut, dinilai membantu mereka menutupi kekurangan media ajar di sekolah.

“Terpinggirkan di sini bukan terletak di pinggir, tapi dari segi situasi dan kondisi terisolir, aksesnya susah, jauh, gurunya kurang, fasilitas kurang. Kami mengajar secara edukatif tapi tidak formal,” katanya di sela kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di SD-SMP Satu Atap Baruga, Sabtu (9/01/2016), seperti yang dipublis http://www.sultrakini.com/.

Sejak 2013 hingga sekarang, terdapat dua sekolah binaan GKM, yaitu SD-SMP Satu Atap Baruga (SDN-SMP 20 Baruga) Kelurahan Nangananga, dan satu sekolah di daerah Puulonggida Kota Kendari. Akses sekolah terbilang sulit, tidak hanya jarak yang lebih dari 5 kilometer dengan kecepatan akses kurang dari 50 km/jam, kondisi jalan pun terjal, seperti berbatu, penuh tanjakan dan penurunan. Bahkan ketika musim penghujan, jalanan menjadi lumpur.

Asniwun menambahkan, riset dan koordinasi ke pihak sekolah tetap dilakukan sebelum memulai aktivitas PBM. Kondisi pengetahuan siswa di awal kedatangan mereka dinilai kurang, salah satunya ketidaksesuaian tingkat kelas dengan pengetahuan siswa.

“Ada pengetahuan yang seharusnya mereka sudah kuasai, tapi belum. Misalnya membaca, menulis yang baik dan benar, berhitung,” terangnya.

Di tempat yang sama, Wakil Kepala SD-SMP Satu Atap Baruga, Suyono mengungkapkan, keterbatasan sekolahnya tidak sama dengan sekolah lainnya. Sehingga keberadaan sekolah menggabungkan SD dan SMP, untuk memberikan kemudahan pendidikan anak-anak yang berada di daerah Nangananga.

“Kalau dari segi sarana-prasarana memang kita tidak bisa samakan dengan yang ada di luar sana, di sini memang serba kekurangan,” ungkapnya.

Tim pengajar di sekolah itu sekitar 12 orang, dengan membagi dua orang di setiap ruangan. Dalam jadwal mengajar, GKM diberikan waktu hari Sabtu, mengajar pada jam kedua.

“Mereka datang ke sini setiap hari Sabtu yang dikemas dalam Sabtu ceria,” tambah Suyono.

Ada pun keberadaan GKM, bukan hanya mengajar, tetapi memberikan buku-buku belajar kepada para siswa. GKM juga membentuk bisnis usaha kecil berupa souvenir dan pakaian untuk mengumpulkan data penunjang kegiatan. Masyarakat pun dapat menjadi relawan atau donatur dalam kegiatan tersebut dengan mengunjungi link GKM.
BAGIKAN

anakUHO.com™ ADALAH MEDIA ONLINE PERTAMA DI KAMPUS UHO,TERIMA KASIH TELAH MEMBACA ARTIKEL DI anakUHO.com™ JANGAN LUPA LIKE FANPAGE KAMI FB : anakuho.com SEMUA ARTIKEL INI DI PUBLIKASIKAN OLEH Unknown

    Berikan Tanggapanmu...!
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
handphone-tablet
close

BACA JUGA BERITA TERKINI LAINNYA

JASA DESAIN & RENOVASI RUMAH DI KOTA KENDARI