JAKARTA - Belum semua daerah di Indonesia bebas dari buta huruf. Masyarakat di sebagian wilayah di Tanah Air masih belum bisa membaca satu aksara pun.
Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Kemdikbud Erman Syamsudin mengungkapkan, masih ada sekira 25 kabupaten di Indonesia dengan angka buta aksara tinggi. "Salah satu penyebabnya adalah banyak orang di daerah tersebut hanya bisa berbahasa daerah dan tidak mengerti berbahasa Indonesia," kata Erman dalam peluncuran Cipika Bookmate di UOB Plaza Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Penyebab lain, kata Erman, adalah perkembangan zaman dan teknologi. Kebanyakan orang buta huruf merupakan generasi berusia lanjut yang tidak mengenal teknologi, misalnya buku digital. Padahal, penggunaan buku digital menjadi salah satu alternatif memangkas angka buta huruf.
"Jadinya, si anak atau bahkan cucunya harus mengajarkan orang-orang tua mereka untuk mengenal teknologi. Hal inilah yang sering disampaikan Mendikbud Anies Baswedan tentang memberdayakan ekosistem untuk pemberdayaan," tuturnya.
Indonesia menjadikan membaca sebagai bagian dari gaya hidup. Sementara negara lain, Jepang misalnya, sudah sangat terbiasa dengan kegiatan tersebut. Masyakarat Indonesia hanya membaca nol hingga satu buku per tahun. Sedangkan di Jepang, angkanya mencapai 10-15 buku.
anakUHO.com™ ADALAH MEDIA ONLINE PERTAMA DI KAMPUS UHO,TERIMA KASIH TELAH MEMBACA ARTIKEL DI anakUHO.com™ JANGAN LUPA LIKE FANPAGE KAMI FB : anakuho.com SEMUA ARTIKEL INI DI PUBLIKASIKAN OLEH Unknown
0 komentar:
Posting Komentar