anakUHO.com™ | Mahasiswa, suatu label yang didapat melalui proses yang sangat panjang. Jenjang – jenang pendidikan mulai dari SD, SMP dan SMA terasa kurang jika tidak lanjut di tingkat Universitas. Hingga elemen mahasiswa menciptakan aktor – aktor sesuai dengan ciri yang mereka miliki. Ada yang terjun dalam dunia akademik, aktifis, dan ada pula yang hidup dengan gaya hedonis.
Mahasiswa yang dikenal dengan ciri yang sangat RAKUS (rasional, kritis, universal, dan sistematis) dalam berpikir dan bertindak. Peran dan tanggung jawab mahasiswa begitu besar, barangkali sebesar apa yang dilakukan Presiden namun dalam komposisi yang berbeda.
Sejarah mencatat hampir sebagian besar perubahan dinegeri ini diwarnai peran dan keterlibatan mahasiswa. Mahasiswa yang dilabeli sebagai agen pengubah, control social, serta mempunyai moral yang kuat mahasiswa diharapkan mampu menjadi pelopor atas segala hal yang tak mengenakkan dan menguntungkan buat masyarakat dan negara ini.
Mengingat mahasiswa merupakan aktor penting dalam perubahan-perubahan social dan politik, olehnya itu mahasiswa masuk kedalam pressure group (kelompok penekan). Hingga mereka berani untu terjun kejalan dan menekan kebijakan – kebijakan yang dii keluarkn oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang tidak Pro terhadap masyarakat.
Namun dalam tekanan – tekanan yang dilakukan kadang menuai kritik dari beberapa kalangan. Salah satu kritik atas mahasiswa datang dari seorang mantan aktifis yang sudah berhasil duduk di kursi DPRD SULTRA yakni Umar Bonte (UB).
“Saat ini aktivis lebih berorientasi pada mencari popularitas untuk kepentingan tertentu,” kata Umar yang mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Halu Oleo, pada acara dialog kelembagaan bertema pola pergerakan dalam mencegah perilaku kekerasan saat menyampaikan tuntutan dalam unjuk rasa, Jumat (17/6/2016) sore. (http://ww1.sultrakini.com/kampus/umar-bonte-aktivis-saat-ini-cari-popularitas-2087.html)
Pernyataan dari salah seorang anggota DPRD kota Kendari menuai kritikan keras. Para aktifis pun mulai menanggapi dan mengkritisi balik pernyataan dari UB.
Kritikan pertama datang dari Bung Ifan “Motif dari pernyataan Umar Bonte di SultraKini.com pada dasarnya adalah mencari POPULARITAS”
“Taktik seperti ini memang wajar dilakukan oleh politisi sekelas UB. Sebab sejatinya politisi ulung memiliki gaya yang lebih elegan dalam menguasai opini dan menjadi obyek pendiskusian publik. UB boleh saja membuat pernyataan pencarian popularitas aktifis zaman skarang akan tapi, "terkecuali" mengarah ke satu oknum bukan menggeneralisasi aktifis secara umum. UB itu tidak kreatif dan cerdas dalam sratak politik sebab dia selalu mencontoh gaya politisi Nasional untuk mencari popularitas. Benang merah dapat di tarik dalam pernyataan tersebut bahwa UB masih dini dalam berpolitik. Jika UB tetap bertahan dengang gaya semacam itu maka elektabilatasnya akan menurun dan akan menjadi sasaran empuk kalangan aktifis untuk menahannya bahkan melawanya pada agenda - agenda politik kedepan. Kepentingan politiknya akan diamputasi oleh kalangan aktifis. dimata aktifis UB ternyata terlalu merasa cepat besar dengan karir yang masih merangkak”
Ujar La Ode Muh. Ryfains (Bung Ifan Siregar).
Lanjut dari itu, ketua Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia(PERMAHI), Jumadil Sonewura (Bung JM) juga angkat bicara terkait pernyataan tersebut, dia mengungkapkan bahwa “Ini UB sama dia habis buang air liur dia jilat kembali, Mengapa? Sebab UB juga pada saat dia calon Legislatif dia gunakan label AKTIFIS untuk mendobrak popularitasnya dikalangan civitas akademik pada saat dia sampi kan orasi kampanyenya di depan kampus baru UHO”.
Ketua HmI komisariat UMK Saharudin menilai , UB tak sepantasnya melontarkaat perkaataan yang mencederai aktifis, mengingat UB adalah mantan aktifis.
“Ini merupakan penghinaan dan pembunuhan karakter dari aktifis. Serta bibit – bibit dari orang yg ingin menjadi aktifis. Kemungkinan besar UB salah menterjewantahkan kata aktifis itu sendiri. UB juga sebenarnya harus sadar bahwa aktifis sekarang itu lahir tidak terlepas dari pengaruh aktifis – aktifis terdahulunya. Kalau UB mengatakan seperti itu, apa dasarnya? patut juga kita pertanyakan bahwa bisa jadi itu merupakan pengalamanya sendiri. Dan saya rasa UB harus mempertanggung jawabkan pernyataanya ini. Karna aktifis itu merupakan kata umum, tidak spesifik ketukang demo saja.
“Ini sosok Saut Situ Morang baru. Kalau Saut menghina HMI secara general. UMAR BONTE Menghina semua aktifis dan menuduh pencari popularitas” tutur bung Ifan Siregar.
SUMBER : PENAUHO.COM
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
0 komentar:
Posting Komentar