“Megaphone” adalah simbol perlawanan gerakan mahasiswa terhadap tirani dan kesewenang wenangan. Alat ini sejenis pengeras suara dengan bentuk yang sesungguhnya santai untuk dibawah kemana mana dan terlihat cocok digenggaman tangan seorang aktivis muda. Benda ini bukan untuk menganggu ketenangan telinga anda, tetapi untuk menjadi sarana tersampaikannya kebenaran itu dalam relung lubuk hati anda yang paling dalam sehingga nyantol dipemahaman dan bisa mengerakan diri untuk melakukan perubahan penting. Semisalkan seorang guru membawa buku pelajaran setiap hari sekolah untuk diajarkan ke siswa-siswinya. Sama halnya juga dengan para aktivis muda membawa megaphone sebagai alat perlawanan mereka.
Sampai sekarang megaphone masih digengam oleh aktivis muda dari berbagai gerakan-gerakan sebagai senjata perlawanan mereka. Aktivis muda dengan gigi membasmi orang-orang yang zholim dinegeri ini untuk dimusnakan. Bahkan gerakan ideology pun membawa megaphone sebagai senjata perlawanan. Gerakan ini hadir ditengah-tengah masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya untuk menghancurkan tembok system demokrasi kapitalisme saat ini. Mereka hanya mengunakan senjata meghapone sebagai bekal untuk melawan tirani dan hukum atau politik busuk ala kapitalisme. Politik ibarat benang kusut yang bisa di satukan lagi.
Penulis : Haslin (Sekjen Gema Pembebasan Wilayah Sulawesi tenggara)
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
0 komentar:
Posting Komentar