ANAKUHO.COM, Mahasiswa asal Papua jarang diperhitungkan dalam proses penyelesaian studi. Namun, dua mahasiswa asal Papua, Julius dan Menius Nabyal berhasil merubah pandangan itu. Dia bisa menjadi contoh bagi mahasiswa Papua yang ingin menyelesaikan studi di Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari.
Keduanya berhasil menyelesaikan studi di UHO selama 3,8 tahun. Waktu itu terbilang cepat untuk jenjang pendidikan strata satu (S1).
Keduanya tercatat sebagai mahasiswa tercepat menyelesaikan studi dibanding rekan-rekannya yang tengah menyelesaikan studi di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dalam program beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) bagi putra-putri asal Papua .
Dekan Fakultas Teknik Mustarum Musaruddin ST MIT PhD mengungkapkan, dua mahasiswa asal Papua yang kini sedang menempuh studi di jurusan teknik sipil merupakan calon wisudawan yang tercepat dari seluruh Perguruan Tinggi (PT) yang tersebar di seluruh Indonesia, dari program tersebut.
“Kita patut berbangga dari 747 mahasiswa asal Papua yang ikut dalam program beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) bagi putra-putri asli Papua, dan tersebar di 39 PT seluruh Indonesia, mereka ini yang pertama kali akan diwisuda yakni Julius dan Menius,” ujarnya, saat ditemui di ruang kerjanya , Rabu (20/4).
Mustarum menuturkan, diawal-awal kuliah, dua mahasiswa asal Papua ini terlihat sangat kebingungan, karena tidak fasih berbahasa Indonesia dan adanya perbedaan dialek. Untuk mempercepat proses pembelajaran, maka ada perlakuan khusus terhadap mereka.
Alumni Universitas Adelaide Australia ini mengungkapkan, perkembangan dan penyesuaian Julius dan Menius cukup cepat. Sebab hanya berselang dua pekan kedua mahasiswa itu sudah mampu beradaptasi, sehingga mata kuliah yang diajarkan begitu cepat diserap oleh kedua mahasiswa tersebut.
Sementara itu, Julius menyampaikan, sebagai putra Papua yang berlatar belakang dari keluarga yang kurang mampu, merasa bersyukur adanya beasiswa yang diperoleh bersama rekan-rekannya dari Papua. Sehingga mereka dapat melanjutkan studi di UHO
Julius awalnya ragu ketika melihat namanya ditempatkan di UHO. Apalagi beberapa rekannya yang juga lulus di UHO mengundurkan diri.
Namun, tekadnya yang bulat untuk melanjutkan studi tak dapat dibendung. Rasa percaya diri mahasiswa asal Kabupaten Timika itu kemudian berangkat ke Kendari untuk menempuh pendidikan di UHO.
“Pesan kakak saya, kalau tinggal di kampung orang saya harus mengikuti budaya, sikap dan kebiasaan mereka. Sepanjang itu dalam kebaikan, pasti kamu baik-baik disana,” kenangnya.
Sementara, Menius, mahasiswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang ini mengaku sangat miris bila melihat kondisi daerahnya yang cukup terbelakang.
Sehingga, setelah wisuda kelak dia akan pulang mengabdi untuk daerahnya. Sebab sarjana teknik sipil di kampung halamannya baru ada tiga orang. Itupun sudah termasuk dia yang kini tengah selesai menyelesaikan studi di UHO. (http://rakyatsultra.fajar.co.id/)
0 komentar:
Posting Komentar