ANAKUHO.COM,“Begitu kaum yahudi memegang kendali atas minuman keras Amerika, maka kita menghadapi masalah minuman keras dengan konsekuensi drastis. Demikian pula kaum yahudi memegang kendali atas film bioskop kita menghadapi masalah dengan film dan konsekuensinya yang sangat nampak. Setiap malam, ratusan ribu orang menghabiskan 2-3 jam waktu mereka di teater, setiap hari secara harfiah jutaan orang membuang 30 menit sampai 3 jam menonton film.” Kata-kata di atas merupakan hasil analisisis seorang intelektual yang berasal dari Amerika, dia adalah Henry Ford. Intelektual yang keras mengkritisi atas budaya kebebasan dan pemikiran-pemikiran kotor yang di sodorkan di kalangan masyarakat Amerika. Jika mengamati hasil analisa dari Henry Ford, tentu bukan saja terjadi di Amerika serikat.
Di negeri kita Indonesia mengalami hal yang serupa. Dimana budaya, hiburan dan musik merupakan trend yang tiada kata istrahat terus di gembor-gemborkan baik di media masa, cetak, serta iklan-iklan yang banyak terpampang di tengah-tengah masyarakat . Dari hal ini tidak sedikit kalangan masyarakat, terutama kaum pemuda-pemudi khususnya yang beraqidah Islam yang terlena mengikuti aktivitas tersebut tanpa mengfilter apa maksud di balik semua itu. Sehingga tidak mengherankan jika hari ini banyak di jumpai pemuda-pemudi yang style-nya hidupnya lain dari pada semestinya. Hal itu tidak terlepas dari invasi budaya oleh kaum yang membenci Islam dalam hal ini yahudi melalui antek-anteknya negara barat. Sebagaimana Allah berfirman : “Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah (tatacara-kebiasaan) mereka. : Al-Baqarah ; 120)”

Melindungi diri dari invasi mereka merupakan perihal yang harus di lakukan, apalah lagi sebagai muslim. Dan salah satu cara untuk membendung ini semua selain terus memperjuangkan tegaknya Islam (Khilafah), yaitu dengan pendidikan. Pendidikan disini dapat dimulai dari keluarga sendiri. Dan yahudi tahu bahwa keluarga adalah benteng terakhir umat Islam. Karena itu mereka sudah berpikir jauh, bagaimana tayangan-tanyangan di keluarga muslim dapat di masuki oleh jaringan media mereka. Sebagaimana yang termaktub dalam protocol zion ke 13. “Kita harus berusaha agar opini umum tidak mengetahui permasalahan sebenarnya. Kita harus menghambat segala hal yang mengetengahkan buah pemikiran yang benar. Hal itu bisa di lakukan dengan memuat berita lain yang menarik disurat kabar. Agen-agen kita sektro penerbitan akan mampu mengumpulkan berita semacam itu. pandangan masyarakat harus kita alihkan kepada dunia hiburan (dunia entertaiment, pen) seni dan olahraga.”
Pendidikan yang di maksud disini adalah pendidikan Islam. Karena satu-satunya amunisi yang dapat melawan invasi ini adalah Islam. Lebih dari itu merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim kepada Allah Swt. Dengan mempelajari Islam secara ideologis, yang bukan hanya pada ranah ritual semata tetapi seluruh ajaran Islam. Dengan demikian kita dapat melihat segala seuatunya dengan kaca mata Islam, termasuk invasi budaya oleh musuh-musuh Allah. selain itu kita dapat membentengi diri dan tidak mudah terpengaruh oleh mereka. Lebih dari itu dengan ilmu yang kita miliki dapat kita gunakan untuk menyadarkan saudara-saudara kita plus sebagai alat untuk terus memperjuangkan agama Allah, hingga waktu kita berakhir atau melihat agama ini tegak. Wallahu a’lam bish shawaab .

Di negeri kita Indonesia mengalami hal yang serupa. Dimana budaya, hiburan dan musik merupakan trend yang tiada kata istrahat terus di gembor-gemborkan baik di media masa, cetak, serta iklan-iklan yang banyak terpampang di tengah-tengah masyarakat . Dari hal ini tidak sedikit kalangan masyarakat, terutama kaum pemuda-pemudi khususnya yang beraqidah Islam yang terlena mengikuti aktivitas tersebut tanpa mengfilter apa maksud di balik semua itu. Sehingga tidak mengherankan jika hari ini banyak di jumpai pemuda-pemudi yang style-nya hidupnya lain dari pada semestinya. Hal itu tidak terlepas dari invasi budaya oleh kaum yang membenci Islam dalam hal ini yahudi melalui antek-anteknya negara barat. Sebagaimana Allah berfirman : “Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah (tatacara-kebiasaan) mereka. : Al-Baqarah ; 120)”

Melindungi diri dari invasi mereka merupakan perihal yang harus di lakukan, apalah lagi sebagai muslim. Dan salah satu cara untuk membendung ini semua selain terus memperjuangkan tegaknya Islam (Khilafah), yaitu dengan pendidikan. Pendidikan disini dapat dimulai dari keluarga sendiri. Dan yahudi tahu bahwa keluarga adalah benteng terakhir umat Islam. Karena itu mereka sudah berpikir jauh, bagaimana tayangan-tanyangan di keluarga muslim dapat di masuki oleh jaringan media mereka. Sebagaimana yang termaktub dalam protocol zion ke 13. “Kita harus berusaha agar opini umum tidak mengetahui permasalahan sebenarnya. Kita harus menghambat segala hal yang mengetengahkan buah pemikiran yang benar. Hal itu bisa di lakukan dengan memuat berita lain yang menarik disurat kabar. Agen-agen kita sektro penerbitan akan mampu mengumpulkan berita semacam itu. pandangan masyarakat harus kita alihkan kepada dunia hiburan (dunia entertaiment, pen) seni dan olahraga.”
Pendidikan yang di maksud disini adalah pendidikan Islam. Karena satu-satunya amunisi yang dapat melawan invasi ini adalah Islam. Lebih dari itu merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim kepada Allah Swt. Dengan mempelajari Islam secara ideologis, yang bukan hanya pada ranah ritual semata tetapi seluruh ajaran Islam. Dengan demikian kita dapat melihat segala seuatunya dengan kaca mata Islam, termasuk invasi budaya oleh musuh-musuh Allah. selain itu kita dapat membentengi diri dan tidak mudah terpengaruh oleh mereka. Lebih dari itu dengan ilmu yang kita miliki dapat kita gunakan untuk menyadarkan saudara-saudara kita plus sebagai alat untuk terus memperjuangkan agama Allah, hingga waktu kita berakhir atau melihat agama ini tegak. Wallahu a’lam bish shawaab .

Penulis : Muhammad Akbar Ali
Aktivis Gerakan Mahasiswa Pembebasan Komisariat Universitas Halu Oleo
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Fak.Pertanian Universitas Halu Oleo ‘013’
0 komentar:
Posting Komentar