
Meski demikian, keterbatasan membuatnya tidak berani berangan meraih pendidikan setinggi langit. Bisa bersekolah hingga jenjang menengah atas saja sudah membuatnya bersyukur.
Karena itu, ketika mendengar kabar program beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) yang diinisiasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), asanya kembali menyala. Menius pun mendaftarkan diri.
Bersama ribuan putra-putri Bumi Cenderawasih lainnya Menius menjalani seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Dewi Fortuna berada di pihaknya ketika dia dinyatakan lulus sebagai mahasiswa Fakultas Teknik di Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Menius pun merantau ke tanah orang, demi studi yang akan menjadi fondasinya mewujudkan mimpi membangun kampung halaman. Namun, hidup di tempat asing tidaklah mudah. Apalagi di awal masa perkuliahan, dana beasiswa yang dijanjikan Kemristekdikti tak kunjung cair.
"Demi perut, saya dan teman-teman bekerja menjadi kuli bangunan di siang atau sore hasi usai kuliah," kenang Menius.
Menius sadar, lulus dari Fakultas Teknik tidaklah mudah. Apalagi ditambah keharusan bertahan hidup sambil mempertahankan prestasi di kampus. Bahkan, Dirjen Belmawa Kemristekdikti Intan Ahman menyebut ini sulit dipercaya, tetapi nyatanya ada.
"Banyak orang kira Teknik Sipil justru momok. Susah sekali untuk lulus dari fakultas ini. Akan tetapi, sekarang kita saksikan sendiri ada anak Papua yang jadi wisuda, tepat waktu delapan semester. Buat saya, mereka ini akan menjadi contoh. Kalau ada niat, pasti sukses. Bahwa dengan kerja keras akan diperoleh panen yang luar biasa, masa depan lebih cerah, pikirannya lebih terbuka," papar Intan, ketika mewisuda empat peserta program ADik di UHO, belum lama ini.
Wisuda pun sudah berlalu. Semua perjuangan telah membuahkan hasil. Jerih payah Menius menjadi kenangan yang tak terlupakan dan modal untuk menyongsong masa depan yang lebih gemilang. Asanya kini adalah melanjutkan studi demi gelar Master.
"Saya harap, kalau saya mau lanjut S-2, Menristekdikti harus siap. Kalau Bapak (Dirjen Belmawa Intan Ahmad - red) tidak sampaikan, saya akan datang sendiri ke Jakarta temui Bapak Menteri," tantangnya.
Intan pun memastikan pesan pemuda itu akan disampaikan ke Menristekdikti M Nasir. "Anda adalah seorang pejuang. Bisa dengan kerja keras, dengan segala keterbatasan berhasil jadi sarjana teknik," puji Intan kepada Menius.(http://news.okezone.com/)
0 komentar:
Posting Komentar