anakUHO.com™ | Suatu siang beberapa bulan lalu, seorangg mahasiswa datang menemui saya d kampus utk konsultasi skripsi. Setelah selesai konsultasi, ia lalu bercerita bahwa ia memiliki seorg teman yg kesulitan dlm menulis skripsi dan sdg bermasalah dgn pembimbing duanya. Ia bertanya, bisakah temannya dibantu dlm menyelesaikan masalahnya? Sy menyanggupi utk membantu.
Beberapa hari kemudian kami sepakat bertemu d kampus. Lalu bertemulah saya dgn mhs tersebut. Sy meminta ia menceritakan masalahnya. Dan selanjutnya dia curhat.....
Ia bercerita bahwa selama ini penelitiannya dilakukan oleh pembimbing duanya. dia sdh membayar lunas utk pekerjaan itu. namun sdh berbulan2 skripsi tsb blm selesai, bahkan hasil penelitian pun belum d dapatnya.
Mendengar hal tersebut, sy mjd jengkel dan menanyakan mengapa ia mau dibuatkan skripsi. Jawabnya, "Sy sdh bosan bu, setiapkali sy dtg, proposal sy d coret tanpa d beri koreksi apa yg harus sy perbaiki. Lalu sy mendengar dr teman yg jg sama2 bimbingan dgnnya ttg cara yg mudah utk menyelesaikan skripsi dgn dosen tersebut"' ( berarti msh ada beberapa mhs yg jg d buatkan skripsinya, colek Marsia Sumule)
"Lalu, skrg apa maumu?" tanya saya. Dia menunduk dan berbicara pelan. "Saya malu dan takut setiap d tanya org tua dan kakak saya, knp belum selesai sementara sdh banyak uang yg mereka keluarkan"
Saya menatap, matanya berkaca2. " teman2 sy sdh hampir selesai semua bu"
Baik, kata saya. Nanti saya akan pertemukan dgn kajur utk mencari solusi.
Berselang beberapa hari kemudian, sy bersama mhs tsb bertemu kajur d ruang jurusan. Singkat cerita, kajur menerima laporan mengenai hal itu. stlh berdiskusi dgn kaprodi komunikasi d putuskan bahwa pembimbing duanya d ganti dan judul proposalnya hrs d kembalikan pd judul pertama yg pernah d ganti. Krn pengujinya protes judul yg kedua itu sdh pernah d teliti oleh mhs lain.
Flash dish yg berisi hasil penelitian dr pembimbing 2 yg baru diterima mhs tersebut langsung d sita oleh jurusan. Kajur berjanji akan meneruskan hal ini ke dekan.
Saat itu d ruangan jurusan ada juga wartawan yg menyaksikan dan mendengar kesaksian mhs tsb. kebetulan wartawan ini alumni yg sdg meliput kegiatan dialog politik d fakultas. Ia menanyakan pd saya, "-Bgmn kak jo, klo kita bilang sy beritakan, Sy akan beritakan ini" saya bilang jgn dulu. krn pd dasarnya kami ungkap ini d kalangan internal sj agar dia kapok dan tdk mengulang lg. soalnya dia melakukan ini sdh bertahun2.....
Alhamdulillaah... mhs tersebut sdh Yudisium tadi siang. Dia pernah bertanya, bu bgmn dgn uang saya yg diambil dosen tersebut. saya bilang, "Sy hanya bisa bantu dlm hal meluruskan permasalahan ini dan menyelsaikan scr prosedural. Masalah uang adalah urusan kalian berdua, klo kamu ingin menuntut dosen tersebut scr perdata bisa krn sdh memenuhi syarat utk itu, lgpula kamukan punya bukti sms dan bukti transfer jg rekaman d bank ttg pemindahbukuan dr rekeningmu ke rekeningnya"
Sy prihatin msh ada dosen spt ini, dan msh mampu mengangkat kepalanya d hadapan mahasiswa. hehehehe.... bahkan msh bisa mempengaruhi dosen lainnya utk percaya pd omong kosongnya. mungkin ini jg salah satu jenis dr penyakit kejiwaan yg d sebut personality disorder :-)
Note:
Cerita ini bisa d konfirmasi pd Kajur Komunikasi yg memegang buktinya
Rasman Item yg saat itu ada d TKP ....
Sebenarnya sy pernah d beritahu teman Najib Raniyah Husain dan Sirajuddin utk tdk perlu mengangkat topik sensitif spt ini, tp klo didiamkan pembuatan skripsi akan semakin menjadi krn pelakunya merasa aman. Sy tak suka cari aman klo ada kecurangan spt ini.
Apa tanggapan anda?
Sumber: Status Salah satu pengajar FISIP UHO-Jurusan Ilmu Komunikasi.
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
Beberapa hari kemudian kami sepakat bertemu d kampus. Lalu bertemulah saya dgn mhs tersebut. Sy meminta ia menceritakan masalahnya. Dan selanjutnya dia curhat.....
Ia bercerita bahwa selama ini penelitiannya dilakukan oleh pembimbing duanya. dia sdh membayar lunas utk pekerjaan itu. namun sdh berbulan2 skripsi tsb blm selesai, bahkan hasil penelitian pun belum d dapatnya.
Mendengar hal tersebut, sy mjd jengkel dan menanyakan mengapa ia mau dibuatkan skripsi. Jawabnya, "Sy sdh bosan bu, setiapkali sy dtg, proposal sy d coret tanpa d beri koreksi apa yg harus sy perbaiki. Lalu sy mendengar dr teman yg jg sama2 bimbingan dgnnya ttg cara yg mudah utk menyelesaikan skripsi dgn dosen tersebut"' ( berarti msh ada beberapa mhs yg jg d buatkan skripsinya, colek Marsia Sumule)
"Lalu, skrg apa maumu?" tanya saya. Dia menunduk dan berbicara pelan. "Saya malu dan takut setiap d tanya org tua dan kakak saya, knp belum selesai sementara sdh banyak uang yg mereka keluarkan"
Saya menatap, matanya berkaca2. " teman2 sy sdh hampir selesai semua bu"
Baik, kata saya. Nanti saya akan pertemukan dgn kajur utk mencari solusi.
Berselang beberapa hari kemudian, sy bersama mhs tsb bertemu kajur d ruang jurusan. Singkat cerita, kajur menerima laporan mengenai hal itu. stlh berdiskusi dgn kaprodi komunikasi d putuskan bahwa pembimbing duanya d ganti dan judul proposalnya hrs d kembalikan pd judul pertama yg pernah d ganti. Krn pengujinya protes judul yg kedua itu sdh pernah d teliti oleh mhs lain.
Flash dish yg berisi hasil penelitian dr pembimbing 2 yg baru diterima mhs tersebut langsung d sita oleh jurusan. Kajur berjanji akan meneruskan hal ini ke dekan.
Saat itu d ruangan jurusan ada juga wartawan yg menyaksikan dan mendengar kesaksian mhs tsb. kebetulan wartawan ini alumni yg sdg meliput kegiatan dialog politik d fakultas. Ia menanyakan pd saya, "-Bgmn kak jo, klo kita bilang sy beritakan, Sy akan beritakan ini" saya bilang jgn dulu. krn pd dasarnya kami ungkap ini d kalangan internal sj agar dia kapok dan tdk mengulang lg. soalnya dia melakukan ini sdh bertahun2.....
Alhamdulillaah... mhs tersebut sdh Yudisium tadi siang. Dia pernah bertanya, bu bgmn dgn uang saya yg diambil dosen tersebut. saya bilang, "Sy hanya bisa bantu dlm hal meluruskan permasalahan ini dan menyelsaikan scr prosedural. Masalah uang adalah urusan kalian berdua, klo kamu ingin menuntut dosen tersebut scr perdata bisa krn sdh memenuhi syarat utk itu, lgpula kamukan punya bukti sms dan bukti transfer jg rekaman d bank ttg pemindahbukuan dr rekeningmu ke rekeningnya"
Sy prihatin msh ada dosen spt ini, dan msh mampu mengangkat kepalanya d hadapan mahasiswa. hehehehe.... bahkan msh bisa mempengaruhi dosen lainnya utk percaya pd omong kosongnya. mungkin ini jg salah satu jenis dr penyakit kejiwaan yg d sebut personality disorder :-)
Note:
Cerita ini bisa d konfirmasi pd Kajur Komunikasi yg memegang buktinya
Rasman Item yg saat itu ada d TKP ....
Sebenarnya sy pernah d beritahu teman Najib Raniyah Husain dan Sirajuddin utk tdk perlu mengangkat topik sensitif spt ini, tp klo didiamkan pembuatan skripsi akan semakin menjadi krn pelakunya merasa aman. Sy tak suka cari aman klo ada kecurangan spt ini.
Apa tanggapan anda?
Sumber: Status Salah satu pengajar FISIP UHO-Jurusan Ilmu Komunikasi.
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
0 komentar:
Posting Komentar