Wifi dalam kampus UHO
selain gratis kualitasnya pun sangat baik. Namun karena banyaknya jumlah
mahasiswa UHO, ketika diwaktu normal perkuliahan berlangsung kualitas jaringannya menurun. Hal ini
dikarenakan banyaknya pengguna diwaktu tersebut. Sehingga untuk memperoleh
kuilitas wifi yang bagus sebagian mahasiswa mengakalinya dengan datang online
di malam hari atau di hari-hari libur.
Kampus UHO kini teleh menjadi tempat
nyaman bagi para pecinta Facebook. Kampus UHO kini telah menjadi tempat nyaman
bagi para pecandu COC atau game online lainnya. Kampus UHO kini telah menjadi
tempat paling nyaman bagi para downloader-donwloader film legal maupun
terlarang. Padahal, tujuan birokrasi kampus UHO mengadakan wifi gratis demi
untuk menunjang aktifitas akademik para mahasiswanya. Namun harapan dari para
birokrasi kampus tak sejalan dengan fakta yang terjadi dilapangan. Mungkin
benar kata Orang bijak “Segala Sesuatu yang Berlebihan Belum Tentu Baik”.
Membanjirnya serta bebasnya penggunaan wifi gratis di UHO justru sering
melahirkan prilaku negatif tak terkontrol dari para mahasiswa. Dan semestinya
pihak birokrasi kampus coba memperhatikan hal ini. Demi menjamin fungsi dasar
pengadaannya, sistem pengoperasian wifi gratis UHO harus berada dalam kontrol
birokrasi kampus.
Birokrasi kampus mestinya melakukan pembatasan akses wifi gratis. Dengan
akses tanpa batas yang berlaku sekarang ini menjadikan para donwloder mendonwload
dengan begitu bebasnya. Hal ini sungguh sangat merugikan bagi para mahasiswa
yang lagi mencari tugas kuliah sebab dengan banyaknya donwloader-donwloder yang
mengunduh file berkapasitas besar (Gigabyte) sehingga membuat kualitas jaringan menurun untuk digunakan.
Alangkah bagusnya jika misalnya birokrasi kampus, mengadopsi sistem hotspot
dalam pengelolaan wife gratis UHO. Sistem yang menjadikan setiap mahasiswa
harus memiliki akun untuk login terlebih dahulu dalam mengakses jaringan wifi
gratis. Dan setiap akun mahasiswa harus berbeda dengan mahasiswa lainnya.
Birokrasi kampuspun bisa mengadopsi sistem SIAKAD UHO, dimana akun-akun setiap
mahasiswa berdasarkan stambuk masing-masing dan kemudian untuk menjaga keamanan
sandinya, bisa sesuka hati dirubah oleh pemilik akun.Setelah pembatasan akses
telah dilakukan oleh birokrasi kampus, sistem pembatasan kuotapun harus pula
diterapkan.Setiap mahasiwa harus mendapat kuota seperlunya setiap bulan atau
setiap semester.
Dengan diterapkan sistem pembatasan
akses dan pembatasan kuota tentunya wifi gratis akan dinimakti secara merata
oleh semua mahasiswa UHO serta penyalah gunaan fungsi wifi gratis UHO dapat
terminimalisir.
Penulis : Komarobheano
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
0 komentar:
Posting Komentar