Dibawah terik matahari maupun guyuran hujan, setiap pagi setelah mengantar seorang anaknya yang masih duduk di bangku kelas satu Sekolah Dasar, Murniati harus turun mendayung sampan kecil menyusuri bibir teluk Kendari, hingga menjelang siang.
“ Kerja begini itu, cuma pagi saja kita pergi cari, sekitar teluk kendari saja, sampai biasa jam sepuluh baru pulang. kalau anak saja pagi ke sekolah, saya pergi pagi biasanya sore dia ikut memulung,” Tutur Murniati, Kepada Radio Republik Indonesia Kendari, Rabu (20/7/2016).
Biasanya sehabis turun hujan, ibu Murniati juga dibantu anak putrinya yang putus sekolah, bergegas menyusuri bibir teluk, berburu sampah plastik yang terbawa arus dari wilayah perkampungan.
Dimusim penghujan, Rezeki keluarga Murniati jauh lebih banyak dari biasanya, bahkan dapat meraup harga penjualan sampah laut dari langganan pembeli yang datang setiap hari, yakni hampir Rp50 ribu setiap hari.
“ Kalau musim hujan begini memang agak banyak, ya alhamdulillah biasa ada kita dapat dua atau tiga karung, kadang penuh perahu, biasa kita dapat 30 ribu lebih satu hari. tapi kalau musim kemarau, paling sedikit 10 ribu satu hari,” Ungkapnya.
Kerja keras Murniati dalam membantu suaminya yang menjadi buruh lepas di kapal penangkap ikan, ternyata juga memiliki niat baik bagi masa depan anak-anaknya di kemudian hari.
Hasil dari pekerjaan halal yang jarang dilakukan oleh kebanyakan orang itu, menjadi mimpi indah Murniati, agar dikemudian hari, tiga buah hatinya, dapat mengenyam pendidikan lebih tinggi.
sumber : rri.co.id
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
0 komentar:
Posting Komentar