Dari mana sumber informasinya? Dari media abal-abal dan satu atau dua paragraf yang disebar melalui Whatsapp.
Nah, saat ada peristiwa kudeta di negara lain, semua menjadi pakar politik internasional. Tiba-tiba saja negeri itu menjadi lebih familiar dari negeri sendiri. Seolah apa yang terjadi di sana telah lama diprediksi sebab perkembangan politik di sana telah lama diamati. Seolah telah lama membaca segala hal tentang ngeri itu, lalu lupa kalau pengetahuannya sebatas sinetron negeri itu yang pernah ramai di sini.
Dari mana sumber informasinya? Dari media abal-abal dan satu atau dua paragraf yang disebar melalui Whatsapp.
Di satu grup, beberapa orang rajin membagikan informasi tentang kehebatan Mr X, pemimpin di negeri seberang itu, serta pujian dari negara lain. Biasanya, saya tanya balik, apa ada sumber informasi resmi dari media besar berbahasa asing yang bisa membantu kita memahami apa yang terjadi? Seperti biasa, tak ada jawaban. Aneh saja, di abad informasi, tak banyak yang menunjukkan rujukan informasi, serta sumber kutipan, yang memungkinkan kita untuk dapat informasi dari tangan pertama. Lebih sulit lagi menemukan orang yang merekomendasikan buku2 dan bahan bacaan.
Mungkin, inilah fenomena di republik medsos. Tak perlu memperkaya informasi. Tak perlu melakukan cross-check informasi dan menahan diri hingga ada kejelasan. Cukup membaca informasi yang disebar secara massif, ikut-ikut resah dengan apa yang terjadi di dunia lain, lalu menyebar segala informasi tentang peristiwa itu. Ada yang mengutuk, ada yang memuji dan berharap hal serupa terjadi sini. Padahal dalam setiap perubahan, satu korban itu terlampau banyak dan sudah cukup untuk melukai nurani kemanusiaan kita.
Besok informasi itu akan tenggelam lagi. Saat ada topik atau isu lain yang lebih hangat dan lebih seksi, para netizen akan menjadi pakar soal isu itu. Tahu sumbernya dari mana? Dari media abal-abal dan satu atau dua paragraf informasi yang disebar melalui Whatsapp.
Eh, ngomong-ngomong, apa kalian tahu kalau mahasiswa Papua di Yogyakarta menerima perlakukan kejam dari aparat dan masyarakat sana? Ah, pasti kalian tahunya cuma apa yang terjadi di kejauhan sana.**
Sumber : Facebook Yusran Darmawan
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
0 komentar:
Posting Komentar