Setelah berita tentang kudeta Turki menjadi Viral di facebook, pro dan kontra terhadap Turki mulai bermunculan. Kelompok Pro biasanya datang dari ormas-ormas Islam dan lembaga-lembaga dakwah kampus serta individu-individu yang mengagumi Erdogan. Dan kelompok-kelompok yang kontra dengan Turki adalah kelompok-kelompok yang nasionalis dan punya pikiran-pikiran idealis. Salah satu penulis membuat sebuah tulisan tentang Turki bukanlah negara Islami seperti yang ada di imaji orang-orang pengagumnya. Saya sangat bersukur dan senang bisa membaca tulisan tersebut, karena membuka wawasan saya tentang bagaimana wajah Turki sebenarnya. Dalam mendukung tulisanya ini, ada fakta-fakta yang dia tunjukan yang dapat mengingkari wajah Turki sebagai tonggak peradaban Islam yang baru. Saya menjadikan tulisan tersebut untuk membuat tulisan yang memaparkan kesamaan Indonesia dan Turki serta perbedaan antara Jokowi dan Erdogan.
Fakta pertama adalah di Turki ada toko-toko mewah dan dikunjungi oleh orang-orang yang berpakaian mewah juga. Tapi bukankah di Indonesia juga ada toko-toko mewah yang menyajikan produk-produk asing, yang kebanyakan produk-produk itu berasal dari Barat utamanya Amerika. Fakta kedua adalah dengan menuliskan tentang wanita yang berhijab tidak menjadi mayoritas di sana dan anak-anak muda yang berpakaian dengan mengikuti gaya berpakaian ala modern sekarang ini. Tapi di Indonesia juga wanita dengan menggunakan hijab tidak menjadi mayoritas, padahal negara kita yang tercinta ini adalah negara dengan pemeluk agama Islam di dunia. Bahkan perempuan Indonesia lebih memilih untuk mengumbar aurat mereka dengan memperlihatkan rambut dan bagian tubuh mereka yang seharusnya tidak dipajang untuk menjadi tontonan umum. Lalu kebanyakan pemuda Indonesia juga mengenakan pakaian yang mengikuti model fashion dimana budaya fashion barat adalah kiblat mereka. Di jalan-jalan, toko-toko dan mall-mall dan kampus kita bisa menemukan bahwa wanita-wanita berhijab menjadi kelompok yang minoritas, dan sebagian pemuda berpenampilan mengikuti fashion-fashion yang berkembang modern ini. Mulai dari gaya rambut dengan model dan warna yang bermacam-macam.
Fakta ketiga adalah mengenai kelakuan pemuda dan pemudi Turki yang melakukan perbuatan mesum atau lebih tepatnya disebut dengan perbuatan zina, dan mengkonsumsi minuman-minuman yang beralkohol. Indonesia juga tidak kalah mesumnya dan tidak kalah bobroknya dari Turki. Saya tidak akan jauh-jauh berkeliling Indonesia untuk mengambil contoh. Salah satunya kota Kendari yang kita cintai bersama-sama ini yang katanya dijuluki kota bertakwa. Di tempat-tempat yang ada di sekitaran kota Kendari ini kita bisa jumpai pasangan-pasangan yang berbuat mesum, mulai dari pasangan terang-terangan dan pasangan remang-remangan. Saya pernah melihat pasangan kekasih berjalan bergandengan menjauhi pesisir pantai Toronipa kemudian memeluk dan saling berciuman, Saya pernah melihat ketika waktu sore dua muda-mudi berciuman dibalik rimbunya pohon bambu di jalan setapak depan Perpus UHO, dan sejenak berhenti ketika ada orang yang lewat dan melanjutkan kegiatan mereka itu setelah jalanan mulai sepi lagi. Saya pernah melihat dua pasangan di taman Kebi (Kendari Beach) melakukan perbuatan mesum, bahkan disekitar mereka ada juga beberapa pasangan yang lain dan melakukan kegiatan yang sama. Bahkan tentang banyaknya pasangan yang tinggal satu atap di kamar kos-kosan dan belum halal, alias belum menikah bukan menjadi rahasia lagi di Kota Kendari yang bertakwa ini. Minuman memabukan mulai dari yang tradisional sampai Internasional juga marak dan akrab dengan pemuda-pemuda di kota Kendari ini. Saya pernah menyaksikan beberapa pemuda yang ada di asrama di salah satu lorong di depan kampus , melingkar dan ditengah-tengah mereka ada minuman beralkohol lengkap dengan rokok dan ayam bakar dan ditemani beberapa wanita.
Fakta berikutnya adalah mengenai adanya penginapan atau hotel-hotel dan tempat-tempat bagi para pria nakal untuk mecari kehangatan, bahkan terkesan terbuka dan tidak ditutup-tutupi. Indonesia juga punya hal yang sama dengan Turki. Indonesia juga menyediakan tempat-tempat hangat bagi para lelaki-lelaki nakal yang hidungnya belang-belang untuk melampiaskan syahwat seksualnya. Surabaya punya tempat hangat yang diberi nama Gang Doly, Jakarta sebagai ibu kota negara juga punya tepatnya di Kramat Tunggak yang berada di sekitaran rel kereta api, Bandung juga punya tempat adem yang dinamakanya dengan Saritem yang berada di jalan gardujati, dan yang berikutnya adalah Kali Jodoh yang beberapa bulan yang lalu menghiasi layar kaca dengan kabar penggusuran tempat tersebut. Lantas dilihat dari fakta-fakta yang sama ini apa perbedaan antara Turki dan Indonesia ?
Perbedaan dari kedua negara ini terletak pada pemimpinya dan pemerintahanya. Indonesia punya Jokowi sebagai orang nomor satu di Indonesia dan Turki punya Erdogan sebagai orang nomor satu di Turki. Kedua pemimpin ini sama-sama pemeluk agama Islam yang taat dan memerintah di negara yang jumlah masyarakatnya mayoritas memeluk agama Islam. Presiden Jokowi dalam memerintah Indonesia saat ini banyak menuai kritikan dari masyarakat yang tidak puas dengan kinerjanya selama dia memimpin dua tahun ini. Salah satu lembaga survei yang bernama Poltracking menyampaikan bahwa Kondisi ekonomi nasional sekarang bagi sebagian besar publik dinilai lebih buruk dengan 46,11% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan karena mahalnya harga kebutuhan pokok dan begitu banyaknya pengangguran. masyarakat juga menilai Jokowi-JK tak serius dalam mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar yang akhirnya bisa tembus mencapai di atas Rp14.000/USD. "43,26% masyarakat menganggap pemerintah tidak serius dalam mengatasi pelemahan rupiah terhadap dolar. Dari segi ketata negaraan juga, presiden Jokowi juga menuai kritik. Menurut salah satu Praktisi hukum, Ahmad Suryono mengatakan bahwa ketatanegaraan gagal direspon oleh Presiden Indonesia ketujuh itu. Secara kenegarawanan dan tak jarang tata negara justru berujung kekacauan.Antara lain intervensi presiden terhadap proses penegakan hukum, polemik satgas antikorupsi, dan pengelolaan kewenangan pemerintah masih perlu dibenahi. Selain itu dengan banyaknya utang negara yang sudah mencapai 300 triliun dan naiknya harga BBM, listrik, gas, kereta api, angkutan umum, tarif tol, dan berbagai harga kebutuhan pokok lainya yang memberatkan masyarakat , juga dinilai sebagai kegagalan Jokowi dalam memerintah dalam dua tahun ini. Pasti masih jelas di ingatan kita saat Pilpres 2014 silam pasangan Jokowi-JK dengan jargon revolusi mental ini mengusung konsep Nawacita. Konsep Nawacita yang ingin dibangun Jokowi-JK bertujuan agar masyarakat Indonesia hidupnya lebih sejahtera, adil dan makmur. Namun apa yang terjadi selama dua tahun pemerintahan Jokowi-JK? Tak ada tanda-tanda ke arah sana. Sebaliknya, selama dua tahun ini banyak masalah bermunculan, mulai dari krisis energi, krisis pangan, krisis hukum, dan krisis politik tanpa ada komitmen untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Malah menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, mengatakan bahwa masalah-masalah tersebut muncul karena gagalnya pemerintahan SBY yang lalu dalam memperbaiki ekonomi Indonesia. Tapi dibalik banyak kritik yang diarahkan pada presiden kita ini, Jokowidodo merupakan presiden yang paling disukai di facebook dan berada di urutan kelima, di bawah presiden Turki yang berada di urutan ke empat. Lalu dalam pemerintahanya Jokowi berhasil membawa Indonesia menjadi Negara yang berada di urutan ke 16 dunia dalam bidang ekonomi, Jokowi membangun bendungan-bendungan besar, membangun sejumlah jalan tol, membangun kilang minyak untuk menambah persediaan minyak Negara, memberantas narkoba dengan menghukum mati para pengedarnya, memberantas illegal fishing atau penangkapan ikan secara illegal di perairan Indonesia, dan memberikan jaminan kesehatan serta pendidikan bagi warga yang kurang mampu
Sementara itu presiden Turki yang bernama lengkap Recep Tayipp Erdogan yang orang Indonesia akrab menyebutnya dengan nama Erdogan ini yang mulai memimpin Turki pada tahun 2014 lalu. Selain mengalahkan presiden kita dalam kategori presiden yang mendapat like terbanyak di facebook. Erdogan juga punya prestasi-prestasi yang menurut saya luar biasa dan mengubah Turki dengan waktu yang cepat. Saat menjabat sebagai presiden Turki, Erdogan sudah mampu mengangkat produk domestik Nasional Turki mencapai 100M dolar Amerika, menyamai pendapatan gabungan 3 negara dengan ekonomi terkuat di Timur Tengah; Arab Saudi, Uni Emirat arab, Iran, dan ditambah dengan Yordan, Suriah dan Libanon. Setelah itu, Erdogan membawa negerinya melakukan lompatan ekonomi yang besar, dari rangking 111 dunia ke peringkat 16, dengan rata-rata peningkatan 10 % pertahun, yang membuat Turki masuk kedalam 20 negara besar terkuat. Setelah Itu Turki dalam masa pemerintahan Erdogan,
Dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan perkapita penduduk Turki yang dahulunya hanya 3500 dolar pertahun, meningkat menjadi 11.000 dollar pertahun, lebih tinggi dari perkapita penduduk Prancis, serta Erdogan menaikkan nilai tukar mata uang Turki menjadi 30 kali lipat. Ketika krisis ekonomi menimpa Eropa dan Amerika, universitas-universitas Eropa dan Amerika menaikkan uang kuliah. Sedangkan Erdogan membebaskan seluruh biaya kuliah dan sekolah bagi rakyatnya dan menjadi tanggungan negara. Di antara keberhasilan politik terbesar Turki adalah keberhasilan Erdogan mendamaikan dua bagian Cyprus yang bertikai. Ia juga melakukan pembahasan damai dengan partai Buruh Kurdistan untuk menghentikan pertumpahan darah, dan meminta maaf kepada Armenia, sehingga menyelesaikan permasalahan yang sudah menggantung sejak 6 dasawarsa. Selain prestasi-prestasinya yang luar biasa itu Erdogan dikenal sebagai pemimpin yang sangat membela Islam, peduli dengan Islam dan menentang negara-negara yang memusuhi dan meyerang negara-negara Islam. Salah satu bukti kepedulianya adalah, Erdogan memberikan kritikan tajam terhadap orang-orang yang bertepuk tangan terhadap pidato Simon Perez yang merupakan presiden negera Israel. Dalam pertemuan Ekonomi dunia, Erdogan berkata berkata sebelum keluar ruangan dan pulang ke Turki
“Memalukan kalian bertepuk tangan terhadap pidato ini, padahal Israel telah membantai ribuan anak dan wanita di Gaza…”
Selain itu Erdogan satu-satunya kepala negara bersama istrinya yang mengunjungi Burma dan bertemu dengan kaum Muslimin di sana dari kawasan Myanmar yang tertimpa bencana, Erdogan menghidupkan kembali pengajaran Al-Quran dan Hadits di sekolah-sekolah negeri, setelah hilang selama hampir 90 tahun, dihilangkan pemerintah sekuler, Erdogan menetapkan kebebasan berhijab di kampus-kampus Turki dan di parlemen, Erdoganlah pemimpin Muslim yang membuat lampu di jembatan gantung terbesar di dunia di pantai laut hitam dengan penerangan yang sangat besar bertuliskan “Bismillahirrahmanirrahim..”. Melihat perbedaan kedua pemimimpin ini, menuirut saya wajar saja banyak yang memuji, membanggakan Erdogan dibandingkan Jokowi. Karena menurut saya kalau rakyatnya sudah mencintai pemimpin dari Negara lain dibandingkan pemimpin mereka sendiri, berarti rakyat sudah mulai tidak suka dan tidak mencintai presiden mereka sendiri. Dengan kata lain Jokowi gagal membangun citranya sebagai pemimpin yang dicintai oleh semua rakyatnya, dan menurut saya wajar saja ada editan-editan konyol yang mengatakan bahwa presiden Jokowi harus belajar dari presiden Turki, Tayipp Recep Erdogan.
Penulis : Marwan
Mahasiswa FIB UHO
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
0 komentar:
Posting Komentar