TOKO ONLINE TANAMAN DAN BIBIT DI KENDARI


Haruskah Universitas Anti terhadap Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)


anakUHO.com™ | Bagaimana nasib LPM yag ada di kampus anda sekarang? Bagaimana keuangannya? Bagaimana sumberdaya manusia (SDM) yang LPM anda miliki? Bagaimana suasana kantor LPM anda? Apakah jaringan internet LPM anda lancar? Sudah berapa kecaman yang didapat reporter LPM anda dalam seminggu ini?Sulit diuraikan dan diceritakan bagaimana nasib kehidupan LPM. Apalagi jika diantara anggota tidak memiliki satu visi, satu misi dan satu tujuan. Kebutuhan akan SDM yang bermutu tinggi sangat berpengaruh terhadap nasib LPM sendiri.


Tidak mudah memang mendirikan dan membangun citra baik sebuah Lembaga Pers Mahasiswa dimata Universitasnya sendiri. Universitas diibaratkan jantungnya LPM. Apabila Universitas sudah tidak lagi memasok darah (dibaca: kepercayaan) kepada LPM, tentu LPM akan mati. Meski SDM masih hidup, reporter masih bernyali, editor masih membara dan pimpinan masih bermental baja, jika Universitas tidak lagi peduli, untuk apa? inilah beban LPM.LPM sebagai perwakilan suara mahasiswa, seharusnya bisa dimanfaatkan Universitas untuk meningkatkan mutunya dengan menerima kritik yang diberitakan, jangan malah membuang muka dan pura-pura tidak peduli pada LPM. Lalu bagaimana mereka (dibaca: Universitas) akan belajar dari kesalahan?Maka dari itu, tidak sedikit beban yang ditanggung oleh seorang Reporter LPM setiap kali meliput berita di kampusnya. Kegalauan sering melanda seorang reporterketika mendapat tugas liputan dari pimpinan redaksinya. Disatu sisi ia adalah seorang mahasiswa yang haus akanfakta dan tidak ingin menikmati fakta itu sendiri, tetapi disisi lain ia harus berhadapan dengan kenyataan bahwaberita yang akan dicerna oleh mahasiswa lainnya nanti, baik atau buruknya berita itu ada ditangannya.


Ia lah yang menyelidik. Ia lah yangpontang pantingmengungkapnya.Maka dari itu, nama baik, harga diri, dan kejujuran harus tetap dijunjung tinggi oleh seorang reporter LPM.Apabilasatu kesalahan besar terjadi misal memberitakan berita tidak sesuai fakta, nantinya akan berdampak terus sampai generasiterakhir LPM yang bersangkutan. Nama LPM tersebut akan selalu ditolak oleh orang-orang yang sudah ‘Anti’. Apabila sudah begini, LPM pun tidak bisa berbuat apa-apa (dibaca: mati kutu).Oleh karenanya, tidak banyak LPM yang berhasil merekrut banyak anggota setiap pergantian generasi. Selain karena kegiatan membaca dan menulis masih kurang bergema dikalangan remaja saat ini, reputasi LPM di kampus pun menjadi masalah besar. Biasanya LPM akan bersaing dengan kelompok-kelompok bakat minat bidang olahraga ataupun musik di kampus.LPM hanya akan dilirik oleh mahasiswa dengan jiwa penulis dan pengkritis yang tinggi. LPM juga hanya akan dilirik oleh mahasiswa dengan mental dan jiwa sekeras baja. Tidak harus bisa menulis, tetapi ingin bisa. Jangan heran jika anda menemukan seorang pers mahasiswa yang bukan berasal dari studi ilmu jurnalistik. Karena inilah wadah dan media yang tepat bagi mereka yang ingin belajar menulis dan ingin ‘terkenal’.


Pers sebagai control socialmasyarakat, mungkin inilah yang belum siap diterima oleh kalangan Universitas. Control social maksudnya adalah Memaparkan peristiwa yang buruk agar tidak terjadi lagi kesalahan dan menjadi bahan pelajaran supaya kesalahan-kesalahan itu tidak lagi terulang ditahun berikutnya.Menurut Eki Baihaki di websitenya,Pers mahasiswa adalah  aktivitas jurnalistik yang dilandasi idealisme yang tinggi yang berani merefleksikan kenyataan yang hidup dalam masyarakat kampus maupun masyarakat di luar kampus.Inilah uniknya pers. Pers diciptakan untuk memberitakanfakta, tetapi ketika fakta terungkap tidak sedikit yang protes dan bercuap kesal dan tak terima dengan fakta yang terjadi.Wacana LPM seharusnya bisa menjadi wacana sumber yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa lainnya. Menjadi bahan konsumsi setiap hari. Karena kritis itu perlu. Bukan untuk menjatuhkan nama baik rumah sendiri.


Tapijuga untuk belajar dari kesalahan.Disisi lain, LPM juga perlu meningkatkan mutu kualitas SDM yang dimiliki para anggota dengan mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan jurnalistik. Karena bagi anggota LPM yang bukan dari studi ilmu jurnalistik, ini akan sangat dibutuhkan sekali mengingat ilmu ini tidak bisa didapat di kelas dosen. Meningkatkan mutu tulisan, dengan gaya bahasa yang khas, penyampaian kata-kata yang lembut namun lugas dan tetap berpegang teguh pada fakta sangat penting bagi LPM.LPM juga perlu berbesar hati saat menerima kritikan dari pihak-pihak tertentu. Jika terjadi kesalahan informasi berita atau segala macam kesalahan sekecil apapun itu selama LPM memang dianggap salah, mengalahlah ![RED]



 *anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
BAGIKAN

anakUHO.com™ ADALAH MEDIA ONLINE PERTAMA DI KAMPUS UHO,TERIMA KASIH TELAH MEMBACA ARTIKEL DI anakUHO.com™ JANGAN LUPA LIKE FANPAGE KAMI FB : anakuho.com SEMUA ARTIKEL INI DI PUBLIKASIKAN OLEH Unknown

    Berikan Tanggapanmu...!
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
handphone-tablet
close

BACA JUGA BERITA TERKINI LAINNYA

JASA DESAIN & RENOVASI RUMAH DI KOTA KENDARI