Dampak positif yang dapat dirasakan yaitu meningkatnya animo mahasiswa dalam mengembangkan penulisan ilmiah, baik di dalam maupun di luar kampus.
Salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UHO yang telah mengikuti lomba penulisan Gerakan Indonesia Membaca dan Menulis (GIMM) dan benyabet juara harapan I dari seluruh provinsi di Indonesia yang diselenggarakan Badan Bahasa Pusat baru-baru ini yaitu atas nama Nurdahlia Daeng Simba.
Nurdahlia mengatakan, untuk menjadi perwakilan Sultra, pihaknya terlebih dahulu harus mengikuti pelatihan penyusunan proposal penelitian di Kantor Bahasa Sultra, yang pesertanya sekira 30 peserta yang berasal dari berbagai kampus di Kota Kendari seperti Stain, UMK, dan beberapa kampus swasta lainnya yang berada di Kota Kendari. Setelah itu, diadakan penyeleksian penulisan yang diawasi langsung oleh kantor Bahasa Sultra.
Kader MPM An Nasr FIB ini melanjutnya, dari penyeleksian tersebut diumumkanlah dirinya sebagai peserta terbaik dan akan mewakili Sultra dalam ajang gerakan Indonesia membaca dan menulis di tingkat nasional di Jakarta.
“Pada kegiatan di Jakarta, yang kami dilakukan adalah mulai tes kemampuan awal yang berupa diskusi, cerdas cermat dan menulis. Setelah itu, mencari materi yang kemudian di diskusikan dan setelah menerima materi maka diberikan tes lagi serta dihari terakhir ada presentasi karya tulis yang dilakukan di depan juri,” ujarnya di hadapan wartawan koran ini .
Selain itu, kata alumni SMAN 1 Tirawuta ini, dalam penulisan akhir yang dipresentasikan tersebut berupa tulisan narasi yang sumbernya berasal dari pengalaman dan pengamatan disekitar tempat tinggal.
Dari tiga puluan empat orang yang menjadi peserta mewakili provinsinya masing-masing, maka di umumkanlah dirinya sebagai juara harapan I kategori mahasiswa tingkat nasional.
Nurdahlia mengatakan bahwa untuk menjadi utusan Sultra tidak semudah membalikan telapak tangan, melainkan dibutuhkan kesungguhan dan tekad yang kuat untuk bisa menjadi yang terbaik. Selain itu juga dibutuhkan pengorbanan baik pengorbanan pikiran dan waktu.
“Untuk menjadi yang terbaik tentu sangat dibutuhkan azam atau tekad yang kuat serta berupaya untuk dengan sungguh-sungguh untuk menggapai tekad itu. Siapa pun dia tidak akan bisa menggapai impiannya jika mereka tidak sungguh-sungguh untuk berupaya mewujudkan impiannya,” pungkasnya.
rakyatsultra
0 komentar:
Posting Komentar