anakUHO.com™ | Meski memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, hal itu tidak menyurutkan semangat Bolly Saputra untuk menuntut ilmu. Dengan segenap keterbatasannya itu, Bolly seakan ingin tampil seperti yang lainnya, tanpa dibeda-bedakan.

Hal ini misalnya ditunjukan lulusan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Arrahman Kolaka ini saat ditemui SULTRAKINI.COM di Universitas Halu Oleo. Diantara ratusan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bolly nampak gesit dan aktif berkomunikasi dengan rekannya, meski hanya menggunakan bahasa isyarat tubuh atau tulisan.
Pada media ini, Bolly juga menjelasnya dirinya sangat bersyukur karena bisa menjadi Peserta KKN reguler. "Peserta KKN Reguler. Bolly Saputra angkatan 2012," katanya dengan menggunakan isyarat berupa gerakan jari, Senin (1/8/2016).
Untuk menguatkan pernyataanya itu, ia juga menunjukan berkas nilai miliknya, yaitu transkip nilai untuk registrasi KKN. Dari lembaran kertas putih itu terlihat, 61 mata kuliah yang telah diprogram Bolly sukses dijalaninya, tanpa satupun nilai eror.
Dengan menunjukkan berkas tersebut, seakan mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2012 pada Konsetrasi Hukum Pidana ini ingin menegaskan bahwa dirinya, meskipun punya keterbatasan tapi layak menjadi peserta KKN Reguler di Universitas Halu Oleo, bahkan dengan perolehan nilainya yang cukup memuaskan.
Tidak hanya soal prestasi belajar yang cukup mengagumkan, dikesehariannya Bolly juga dikenal sebagai mahasiswa yang cukup ramah, dan pandai bergaul meski ia "berbeda" dengan rekan mahasiswa lainnya.
"Orangnya (Bolly ) baik. Sering ngobrol pakai bahasa tubuh, kalau tidak mengerti ditulis. Meski kadang tulisannya terbalik," tutur rekan mahasiswa di Jurusan Hukum Pidana UHO, Ulfa.
Tidak hanya itu, Bolly ternyata juga figur yang penuh persiapan. Untuk mengingatkan seluruh agenda KKN-nya, ia telah menuliskan sejumlah aktifitas di secarik kertas.
Berikut beberapa tulisannya yang ditunjukan, "Nanti perempuan di posko pasti butuh orang yang bisa jaga mereka", "Jalankan program dari universitas untuk masyarakat pengabdian/penelitian", "Setelah KKN akan ada yang namanya laporan yang dibuat oleh kelompok", "Harus tertib/sosialisasi masyarakat terkait program".
Ditanya soal cita-cita, Bolly menjelaskan dengan bahasa tubuhnya, bahwa walaupun berasal dari fakultas Hukum, ia bercita-cita untuk dapat mengabdi sebagai guru di salah satu Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) yang ada di Kabupaten Kolaka.
Ditemui ditempat berbeda, Dekan Fakultas Hukum UHO, Djufri Dewa menjelaskan adanya mahasiswa berkebutuhan khusus di Fakultas Hukum, pihaknya tidak menerapkan kebijakan khusus. Menurutnya, pihak fakultas tetap menerapkan standar setara dengan mahasiswa lainnya, dalam hal pemberian kuliah maupun program lainnya.
"Tidak ada pengecualian khusus, namanya sarjana dia harus seminar proposal, skripsi dan lulus," jelasnya, Senin (1/8/2016).
Meski demikian, Djufri cukup khawatir jika Bolly akan mengalami kesulitan saat ujian. Terkait hal ini, pihaknya akan menyiapkan strategi khusus sebagai metode ujian. "Bagaimana mengsiasati, apakah itu penguji bertanya secara tertulis dan dijawab secara tertulis, mungkin seperti itu," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang kemahasiswaan dan Alumni, La Ode Ngkoimani, mengungkapkan apresiasinya atas semangat Bolly dalam menempuh pendidikan di UHO. Menurutnya, ia selama ini tidak pernah mendengar kabar tentang mahasiswa berkebutuhan khusus ini.
Meski mengaku terkejut, namun Ngkoimani menganggap Bolly sebagai anugrah yang dimiliki UHO. Dia berharap, ilmu yang didapatkan Bolly Saputra di FH jurusan Hukum Pidana, bisa bermanfaat penanganan kasus yang melibatkan orang-orang sepertinya.
"Belum ada mahasiswa seperti itu, iya (perdana). Mereka perlu pelayanan khusus. Ini bermanfaat tidak selamanya yang terjerat hukum itu normal. Dia bisa tangani masalah yang spesifik seperti orang-orang seperti dia," kata, La Ode Ngkoimani.
Terkait kelulusan Bolly Saputra saat mendaftar di UHO, Ngkomani menjelaskan memang tidak ada tes wawancara dalam penerimaan mahasiswa. Sehingga memungkinkan mahasiswa berkebutuhan khusus dapat lulus dalam pendaftaran.
"Ini salah satu kelemahan. Kita tidak pernah wawancara. Disistem kita tidak seditail itu," tutupnya.
[Sumber: sultrakini.com].
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
Hal ini misalnya ditunjukan lulusan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Arrahman Kolaka ini saat ditemui SULTRAKINI.COM di Universitas Halu Oleo. Diantara ratusan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Bolly nampak gesit dan aktif berkomunikasi dengan rekannya, meski hanya menggunakan bahasa isyarat tubuh atau tulisan.
Pada media ini, Bolly juga menjelasnya dirinya sangat bersyukur karena bisa menjadi Peserta KKN reguler. "Peserta KKN Reguler. Bolly Saputra angkatan 2012," katanya dengan menggunakan isyarat berupa gerakan jari, Senin (1/8/2016).
Untuk menguatkan pernyataanya itu, ia juga menunjukan berkas nilai miliknya, yaitu transkip nilai untuk registrasi KKN. Dari lembaran kertas putih itu terlihat, 61 mata kuliah yang telah diprogram Bolly sukses dijalaninya, tanpa satupun nilai eror.
Dengan menunjukkan berkas tersebut, seakan mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2012 pada Konsetrasi Hukum Pidana ini ingin menegaskan bahwa dirinya, meskipun punya keterbatasan tapi layak menjadi peserta KKN Reguler di Universitas Halu Oleo, bahkan dengan perolehan nilainya yang cukup memuaskan.
Tidak hanya soal prestasi belajar yang cukup mengagumkan, dikesehariannya Bolly juga dikenal sebagai mahasiswa yang cukup ramah, dan pandai bergaul meski ia "berbeda" dengan rekan mahasiswa lainnya.
"Orangnya (Bolly ) baik. Sering ngobrol pakai bahasa tubuh, kalau tidak mengerti ditulis. Meski kadang tulisannya terbalik," tutur rekan mahasiswa di Jurusan Hukum Pidana UHO, Ulfa.
Tidak hanya itu, Bolly ternyata juga figur yang penuh persiapan. Untuk mengingatkan seluruh agenda KKN-nya, ia telah menuliskan sejumlah aktifitas di secarik kertas.
Berikut beberapa tulisannya yang ditunjukan, "Nanti perempuan di posko pasti butuh orang yang bisa jaga mereka", "Jalankan program dari universitas untuk masyarakat pengabdian/penelitian", "Setelah KKN akan ada yang namanya laporan yang dibuat oleh kelompok", "Harus tertib/sosialisasi masyarakat terkait program".
Ditanya soal cita-cita, Bolly menjelaskan dengan bahasa tubuhnya, bahwa walaupun berasal dari fakultas Hukum, ia bercita-cita untuk dapat mengabdi sebagai guru di salah satu Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) yang ada di Kabupaten Kolaka.
Ditemui ditempat berbeda, Dekan Fakultas Hukum UHO, Djufri Dewa menjelaskan adanya mahasiswa berkebutuhan khusus di Fakultas Hukum, pihaknya tidak menerapkan kebijakan khusus. Menurutnya, pihak fakultas tetap menerapkan standar setara dengan mahasiswa lainnya, dalam hal pemberian kuliah maupun program lainnya.
"Tidak ada pengecualian khusus, namanya sarjana dia harus seminar proposal, skripsi dan lulus," jelasnya, Senin (1/8/2016).
Meski demikian, Djufri cukup khawatir jika Bolly akan mengalami kesulitan saat ujian. Terkait hal ini, pihaknya akan menyiapkan strategi khusus sebagai metode ujian. "Bagaimana mengsiasati, apakah itu penguji bertanya secara tertulis dan dijawab secara tertulis, mungkin seperti itu," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang kemahasiswaan dan Alumni, La Ode Ngkoimani, mengungkapkan apresiasinya atas semangat Bolly dalam menempuh pendidikan di UHO. Menurutnya, ia selama ini tidak pernah mendengar kabar tentang mahasiswa berkebutuhan khusus ini.
Meski mengaku terkejut, namun Ngkoimani menganggap Bolly sebagai anugrah yang dimiliki UHO. Dia berharap, ilmu yang didapatkan Bolly Saputra di FH jurusan Hukum Pidana, bisa bermanfaat penanganan kasus yang melibatkan orang-orang sepertinya.
"Belum ada mahasiswa seperti itu, iya (perdana). Mereka perlu pelayanan khusus. Ini bermanfaat tidak selamanya yang terjerat hukum itu normal. Dia bisa tangani masalah yang spesifik seperti orang-orang seperti dia," kata, La Ode Ngkoimani.
Terkait kelulusan Bolly Saputra saat mendaftar di UHO, Ngkomani menjelaskan memang tidak ada tes wawancara dalam penerimaan mahasiswa. Sehingga memungkinkan mahasiswa berkebutuhan khusus dapat lulus dalam pendaftaran.
"Ini salah satu kelemahan. Kita tidak pernah wawancara. Disistem kita tidak seditail itu," tutupnya.
[Sumber: sultrakini.com].
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
0 komentar:
Posting Komentar