anakUHO.com™ | Mari Berbagi Isi Belanga Dengan Cina
Selamat datang, saudara-saudara china!!!
Selamat bergabung di Bumi Anoa.
Mari berbagi isi belanga.
Rumahku kini jadi rumahmu.
Piringku adalah piringmu.
Kepada pribumi, selamat menikmati..!!!
Hidup demokrasi!
Terpujilah Jokowi...!!!
Puisi satir di atas adalah salah satu puisi yang membuat saya tertarik untuk menulis artikel ini, Puisi sederhana yang di tulis juga oleh orang yang sederhana. Kalau teman-teman ingin akrab dengan penulis puisi di atas silahkan add akun facebooknya Rahmat Zaytuna. Puisi sederhana yang mengandung makna yang begitu banyaknya yang menggambarkan ironi tentang datangnya saudara-saudara kita dari Cina yang ingin berbagi isi belanga.
Datangnya saudara-saudara kita dari Cina di bumi anoa ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan serta spekulasi-spekulasi liar dan nakal tentang kedatangan mereka di tanah Sultra ini. Pasalnya jumlah mereka tidak sedikit dan juga tidak bisa dikatakan beberapa saja. Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja Dinas Tenaga Kerja Konawe Yudi F. Ibnu Hajar mengatakan saat ini terdapat 500 warga negara Cina yang bekerja di perusahaan pertambangan, PT Virtue Dragon Nikel Industri sedangkan jumlah pekerja lokal hanya 250 orang saja. Ada apa dibalik datangnya saudara-saudara Jackie Chang ini ?, apakah saudara-saudara Cina lebih mulia dibandingkan dengan saudara-saudara di Sultra yang menjadi tuan rumah tapi seakan-akan menjadi tamu di negeri dan ibu pertiwi mereka sendiri.

Ibnu fajar juga mengatakan bahwa banyaknya pekerja asing itu tak membawa dampak positif ataupun keuntungan bagi Kabupaten yang bisa ditempuh satu jam dari ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara (Kendari). Bahkan pemda Konawe hanya bisa menyaksikan datangnya saudara-saudara Cina tanpa bisa berbuat apa-apa, sebab katanya kedatangan mereka ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi alias diselundupkan. Salah satu seorang sosiolog yang bernama Mushni Umar mengemukakan bahwa para pekerja Cina ini tidak bisa berbahasa Inggris maupun Indonesia. Jadi seperti apa mereka mau berkomunikasi dengan masyarakat lokal apakah pemerintah kita yang baik, pengertian dan penyanyang ini akan membuka sekolah bagi mereka untuk belajar bahasa Indonesia atau mungkin masyarakat lokal akan menerima kurikulum baru yang mereka harus pelajari selain bahasa Inggris yaitu bahasa Cina? Abaikan saja pikiran konyol saya ini.
Kedatangan para pekerja Cina ini mulanya disambut dengan baik oleh masyarakat lokal yang berada di Konawe, akan tetapi seiring berjalanya waktu kedatangan mereka ini kemudian mendapat protes dari masyarakat karena jumlah mereka semakin lama-semakin bertambah sedangkan masyarakat lokal hanya mendapatkan sedikit tempat di hati pemilik Tambang dan pemerintahnya sendiri. Bahkan menurut informasi yang saya dapatkan di internet pada salah satu media online (Kompasiana) pemerintah yang tegas dan berwibawa ini menurunkan dan mengutus para prajurit-prajurit yang gagah perkasa dari Pangdam Wirabuana di Makasar dengan panglima mereka Jenderal Muldoko untuk mengatasi para pemberontak-pemberontak kecil dan lemah itu. Akhirnya pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat lokal yang menuntut secercah keadilan dan sejumput belas kasihan bisa diatasi oleh saudara mereka sendiri yang membela dan mengawal hak serta kepentingan saudara-saudara jauhnya dari Cina.
Musni Umar salah seorang Sosiolog kelahiran Konawe mengatakan bahwa seharusnya dengan adanya investor asing di Konawe dapat mendatangkan kesejahteraan untuk rakyat Konawe sendiri sebab masyarakat bisa terlibat dalam setiap investasi untuk bekerja di tambang atau perusahaan asing itu, agar jumlah pengangguran di Konawe bisa sedikit berkurang. Tapi sayangnya pak pendapat bapak sepertinya belum di dengar atau bahkan tidak akan pernah di dengar oleh pemerintah kita ini. Masyarakal lokal hanya bisa menganga dan menyaksikan saudara-saudara jauh Cina mengambil piring dan sendok dari dapur-dapur mereka dan memakan isi belanga mereka.
Bumi Anoa, seharusnya kau hanya melahirkan jagung, kacang, kedelai, merica, sayur-sayuran dan buah-buahan dari rahimmu yang subur itu. Agar kami masyarakat Sultra tetap menjadi petani yang memanen peluh pada musim tanam dan memanen senyum serta tawa pada musim panen tiba. Tapi sayang Tuhan berkehendak lain, bumi anoaku malah melahirkan lagi tambang-tambang yang berharga. Tambang yang membuat para saudara-saudara asing menatap nanar dan meneteskan liur mereka dan mempersiapkan berbagai cara mulai mulai dari cara yang bersih dan cara yang kotor untuk menimang, mengadopsi dan membesarkan anak-anak yang bumi anoa lahirkan, dan mungkin menelantarkanya ketika sudah tak berharga dan tak mampu mengisi kantong-kantong asing mereka. Selamat datang saudara-saudara jauh dari Cina, ayo ambil piring-piring kalian dan mari berbagi isi belanga. Jangan sungkan atau malu anggap saja rumah sendiri, semoga kau kerasan dan betah tinggal di rumah-rumah panggung kami. Wasalam
*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
Selamat datang, saudara-saudara china!!!
Selamat bergabung di Bumi Anoa.
Mari berbagi isi belanga.
Rumahku kini jadi rumahmu.
Piringku adalah piringmu.
Kepada pribumi, selamat menikmati..!!!
Hidup demokrasi!
Terpujilah Jokowi...!!!
Puisi satir di atas adalah salah satu puisi yang membuat saya tertarik untuk menulis artikel ini, Puisi sederhana yang di tulis juga oleh orang yang sederhana. Kalau teman-teman ingin akrab dengan penulis puisi di atas silahkan add akun facebooknya Rahmat Zaytuna. Puisi sederhana yang mengandung makna yang begitu banyaknya yang menggambarkan ironi tentang datangnya saudara-saudara kita dari Cina yang ingin berbagi isi belanga.
Datangnya saudara-saudara kita dari Cina di bumi anoa ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan serta spekulasi-spekulasi liar dan nakal tentang kedatangan mereka di tanah Sultra ini. Pasalnya jumlah mereka tidak sedikit dan juga tidak bisa dikatakan beberapa saja. Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja Dinas Tenaga Kerja Konawe Yudi F. Ibnu Hajar mengatakan saat ini terdapat 500 warga negara Cina yang bekerja di perusahaan pertambangan, PT Virtue Dragon Nikel Industri sedangkan jumlah pekerja lokal hanya 250 orang saja. Ada apa dibalik datangnya saudara-saudara Jackie Chang ini ?, apakah saudara-saudara Cina lebih mulia dibandingkan dengan saudara-saudara di Sultra yang menjadi tuan rumah tapi seakan-akan menjadi tamu di negeri dan ibu pertiwi mereka sendiri.
Ibnu fajar juga mengatakan bahwa banyaknya pekerja asing itu tak membawa dampak positif ataupun keuntungan bagi Kabupaten yang bisa ditempuh satu jam dari ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara (Kendari). Bahkan pemda Konawe hanya bisa menyaksikan datangnya saudara-saudara Cina tanpa bisa berbuat apa-apa, sebab katanya kedatangan mereka ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi alias diselundupkan. Salah satu seorang sosiolog yang bernama Mushni Umar mengemukakan bahwa para pekerja Cina ini tidak bisa berbahasa Inggris maupun Indonesia. Jadi seperti apa mereka mau berkomunikasi dengan masyarakat lokal apakah pemerintah kita yang baik, pengertian dan penyanyang ini akan membuka sekolah bagi mereka untuk belajar bahasa Indonesia atau mungkin masyarakat lokal akan menerima kurikulum baru yang mereka harus pelajari selain bahasa Inggris yaitu bahasa Cina? Abaikan saja pikiran konyol saya ini.
Kedatangan para pekerja Cina ini mulanya disambut dengan baik oleh masyarakat lokal yang berada di Konawe, akan tetapi seiring berjalanya waktu kedatangan mereka ini kemudian mendapat protes dari masyarakat karena jumlah mereka semakin lama-semakin bertambah sedangkan masyarakat lokal hanya mendapatkan sedikit tempat di hati pemilik Tambang dan pemerintahnya sendiri. Bahkan menurut informasi yang saya dapatkan di internet pada salah satu media online (Kompasiana) pemerintah yang tegas dan berwibawa ini menurunkan dan mengutus para prajurit-prajurit yang gagah perkasa dari Pangdam Wirabuana di Makasar dengan panglima mereka Jenderal Muldoko untuk mengatasi para pemberontak-pemberontak kecil dan lemah itu. Akhirnya pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat lokal yang menuntut secercah keadilan dan sejumput belas kasihan bisa diatasi oleh saudara mereka sendiri yang membela dan mengawal hak serta kepentingan saudara-saudara jauhnya dari Cina.
Musni Umar salah seorang Sosiolog kelahiran Konawe mengatakan bahwa seharusnya dengan adanya investor asing di Konawe dapat mendatangkan kesejahteraan untuk rakyat Konawe sendiri sebab masyarakat bisa terlibat dalam setiap investasi untuk bekerja di tambang atau perusahaan asing itu, agar jumlah pengangguran di Konawe bisa sedikit berkurang. Tapi sayangnya pak pendapat bapak sepertinya belum di dengar atau bahkan tidak akan pernah di dengar oleh pemerintah kita ini. Masyarakal lokal hanya bisa menganga dan menyaksikan saudara-saudara jauh Cina mengambil piring dan sendok dari dapur-dapur mereka dan memakan isi belanga mereka.
Bumi Anoa, seharusnya kau hanya melahirkan jagung, kacang, kedelai, merica, sayur-sayuran dan buah-buahan dari rahimmu yang subur itu. Agar kami masyarakat Sultra tetap menjadi petani yang memanen peluh pada musim tanam dan memanen senyum serta tawa pada musim panen tiba. Tapi sayang Tuhan berkehendak lain, bumi anoaku malah melahirkan lagi tambang-tambang yang berharga. Tambang yang membuat para saudara-saudara asing menatap nanar dan meneteskan liur mereka dan mempersiapkan berbagai cara mulai mulai dari cara yang bersih dan cara yang kotor untuk menimang, mengadopsi dan membesarkan anak-anak yang bumi anoa lahirkan, dan mungkin menelantarkanya ketika sudah tak berharga dan tak mampu mengisi kantong-kantong asing mereka. Selamat datang saudara-saudara jauh dari Cina, ayo ambil piring-piring kalian dan mari berbagi isi belanga. Jangan sungkan atau malu anggap saja rumah sendiri, semoga kau kerasan dan betah tinggal di rumah-rumah panggung kami. Wasalam
Penulis : Marwan
Mahasiswa FIB UHO


*anakUHO.com adalah media kampus. Bagi pembaca yang ingin berbagi informasi/berita/artikel/ide/opini/pendapat dan gagasan melalui anakUHO.com dapat mengirimkan tulisannya melalui email : halo.anakuho@gmail.com. Setiap tulisan yang terbit di anakUHO.com menjadi tanggung jawab dari Penulis.
0 komentar:
Posting Komentar